Sabtu, 27 Desember 2014

Keluarga

Keluarga

Ada Ibu, Ayah, Kakak, dan atau Adik.

3 sebutan di atas untuk pengisi keluarga inti, berapapun anggotanya.

Apa fungsi mereka?

Tempat menanam dan menumbuhkan kebaikan. Membentuk pondasi. Sehingga kelak jika harus pergi, ada sebuah kewajiban untuk kembali. Kembali untuk merapihkan dan merekonstruksi pondasi yang mungkin tergerus arus dunia. Yang mungkin tak lagi sekuat kala sebelum ia pergi. Kala pondasi kebaikan masih mudah dirawat dan ditata tanpa gangguan.

Benar. Kita tidak bisa hidup tanpa landasan, tanpa tempat.

Allah memang menyuruh kita untuk bersandar kepada-Nya. Dan keluarga adalah salah satu medianya.

Jika engkau lelah, pulanglah.

Ada senyum yang tak akan terhenti,
ada kehangatan yang tidak pernah terkikis,
dan pasti ada ketenangan yang tidak tertepis..

Bukan dari apa, melainkan siapa.

Iya, keluarga.

Merasa tidak cocok?

Ah itu hanya masalah waktu. Ada saat-saat tertentu di mana sebuah "tempat" tidak memberi seperti kapasitas porsi biasa. Dia juga suatu hal yang sama-sama perlu pembenahan. Caranya ya dengan ketidakcocokan tadi,yang membuat solusi menjadi tujuan berharga yang harus dicapai bersama, dengan kita turut serta di dalamnya.

Ini yang membentuk keterikatan. Sebuah tempat bernama keluarga, memang tidak akan sempurna. Itulah mengapa ia dibentuk dari berbagai karakter, disatukan dengan darah. Agar kebersamaannya saling ada, berkait, bergantung, dan membentuk kesempurnaan. Meski selamanya tak akan ada yang bisa sesempurna Pencipta.

Yah setidaknya. Menjadi sebuah bagian dari keluarga itu penting. Jadi, seberapa jauh dan berapa pun lama jiwa memisah, pasti akan rindu untuk kembali. Ke tempat asal, di mana hidup ditakdirkan untuk memulai. Pergi untuk kembali dan memulai kepergian yang baru lagi.

Keluarga adalah tempat pulang terbaik. Asal tidak ke keluarga untuk pulang (means: menjadi tempat singgah), namun pulang untuk (re: demi) keluarga.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar