Sabtu, 07 Juli 2012

Dingin Sore

Pengen nulis sesuatu tentang suasana sore ini.

Dingin. Baju yang kupakai nggak mendukung. Kerudungnya -termasuk- pendek, bajunya anget tapi lengen naik, roknya menyamakanku dengan masa lalu. Hawanya meraba-raba dan mengeluarkan jurus kapilaritasnya. Lalu masuk, dan memaksaku pengen cepat pulang dan melungker kayak kaki 1000 di bawah selimut. Dia juga pengen liat aku tersiksa gara-gara "uhuk-uhuk" yang nggak jelas mau ngeluarin apa. Padahal ada dahak atau kotoran aja enggak.

Awannya udah gerak. Tapi kayaknya bingung mau nurunin kandungannya di mana. Abis, mondar-mandir mulu, sih! Kalau misalnya di sini yang kena hujan, banyak rasa syukur di mana-mana. Senang karena nggak sholat di musholla, bisa tidur, tanaman bisa mandi dan minum, dan aku bisa tersenyum sepanjang hari kayak lagu Utopia-Hujan yang barusan kunyanyikan dengan A'yun.

Sebenarnya suka dengan suasana seperti ini, tapi di pikiranku cuman pengen satu: selimutan!

Malang, 23 Mei 2012

16.6.11

Sebuah awal yang merupakan titik tengah.
Proklamasi di yang tak terbayang.
Bersatu atas dasar dinginnya malam,
pelaksanaan waktu dingin setelahnya.
Berdiri di hamparan detik yang berhenti.
Tanpa kontak mata hati pun tahu,
inilah yang dicari.

Hari ini tahun yang berganti.
Ekspektasi yang digenggam sudah punah.
Tiada lagi rasa yang memperbudak.
Mengalun begitu saja.
Aku di sini, engkau di sana.
Tak untuk dikenang, tak untuk dilanjutkan,
hanya untuk dikenang.