Minggu, 10 April 2011

Sebuah Kisah Antara Aku dan Kalian

Berbulan lamanya aku terjebak dalam kesendirian. Mencoba mencari sesuatu yang baru untuk mengisi hati kosong ini. Sayangnya, harapan itu tak kunjung berbuah. Hingga bimbel menjadi pengantarku bertemu seseorang yang sebenarnya telah kukenal. Awalnya memang tak ada rasa. Hingga perhatian yang dia berikan begitu berbeda. Duduk di depan untuk menyimak guru menjadi agenda penting di dalam kelas. Meski sesekali bercanda, pelajaran tetap menjadi tujuan utama. Tak lama, ada sesuatu yang bergetar. Keringat dingin membanjiri badan hingga AC tak sanggup menghilangkannya. Aku tak tahu mengapa hingga seorang kawan mengingatkanku tentang sebuah perasaan bernama cinta. Aku tak mengakuinya. Malam-malam selanjutnya menjadi penuh perjuangan. Aku baru sadar bahwa aku tak dapat membohongi ragaku sendiri. Aku tulis permohonan dan angan agar aku bisa bersamanya. Ketika kesempatan terbuka lebar, ternyata ia memilih yang lain. Aku benci hari itu dan semua yang terlibat di dalamnya. Mata memerah dan membakar. Tapi akhirnya aku dapat tenang juga. Berbulan setelahnya rasa itu memudar walau tak dapat dipungkiri masih bersisa. Kawan yang awalnya menawari, justru terjebak dalam perasaan yang sama. Beruntungnya ia karena telah dipilihnya! Mataku membakar lagi, paru-paru kelelahan menyuplai oksigen, begitu juga jantungku. Keringat dingin berubah menjadi keringat yang rasanya seperti hujan asam. Hujatan-hujatan yang awalnya tak pernah terucap makin mendekap dalam hati. Walaupun aku tak berhak melarang mereka, namun aku juga seorang remaja yang ingin dicinta. Berhari-hari kumerenung. Memikirkan detail dari setiap peristiwa. Dan simpulan akhirnya adalah, aku harus melupakannya! Aku tak pantas menangisi yang bukan takdirku. Benar. Tak sampai sebulan aku bisa tersenyum kembali. Ternyata, semua memang menyimpan hikmah yang indah di balik niat yang kokoh. Aku dan dia sama-sama bahagia bila tak saling mendekat walau awalnya memang aku mengharapkan kehadirannya. Kini, kalian bahagia. Dan aku pun bahagia. Bukan karena fakta karena aku mendapat 'incaran' baru walau seseorang itu termasuk masa laluku, tapi lebih karena harapan baru untuk kesuksesan yang baru juga :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar