Jumat, 02 Oktober 2015

Do it with Passion


Manusia terlahir dengan bakat yang berbeda-beda. Tuhan sengaja membuatnya seperti itu agar menjadi keunikan masing-masing individu. Bakat didapat saat pembentukan otak dan pertumbuhan. Bakat bertalian erat dengan kecakapan untuk melakukan sesuatu (Notoatmodjo, 1997). Secara sederhana, bakat juga dapat disebut sebagai suatu potensi bawaan sejak lahir (kemampuan terpendam) yang memungkinkan seseorang memiliki kemampuan atau keterampilan tertentu. Kemampuan ini didapat setelah melalui proses belajar atau berlatih dalam rentang waktu tertentu. Hal penting yang perlu diperhatikan adalah proses belajar dan melatih bakat. Bukan berarti karena bakat merupakan bawaan sejak lahir kemudian ia tetap memiliki hasil bagus meski tidak dilatih. Untuk mempelajari hal yang merupakan bakat tetap memerlukan waktu yang tidak sedikit, meski tidak dapat dipungkiri bahwa waktu yang dibutuhkan untuk melatih bakat relatif lebih cepat dibandingkan melatih keterampilan biasa. Misalkan X mudah berteman namun dia tidak bisa matematika. Proses berkenalan yang dilakukan X dipahami lebih cepat oleh X dibandingkan proses belajar matematika. Bukan berarti X tidak berbakat di bidang matematika, melainkan kemampuannya dalam hal tersebut lebih rendah daripada kemampuannya bergaul. Bakat hanyalah kemampuan lebih cepat untuk mempelajari sesuatu, bukan seketika mampu, sehingga memang harus dipancing kemudian dilatih. 
Lalu bagaimana cara mengembangkan bakat? Do it with passion!
Passion adalah gairah, semangat yang menggebu-gebu. Passion didapatkan dengan menjalankan apa yang kita kerjakan dengan hati, menganggapnya sebagai panggilan hati. Pekerjaan atau jabatan bukanlah passion. Kedua hal tersebut hanyalah alat. Yang kita cari adalah kenikmatan dalam proses menjalani pekerjaan kita. Kenikmatan itulah yang disebut passion
Jika passion dianggap sama seperti bakat, sesungguhnya kedua hal ini berbeda namun berkaitan. Passion adalah gairah, sesuatu yang membuat kita enjoy dalam melakukan sesuatu. Ibarat produksi, bakat adalah bahan baku, passion merupakan proses pengolahan, kemudian prestasi atau keberhasilan adalah bahan jadi. Jika bahan baku bagus karena ia merupakan bakat, dengan proses yang biasa saja maka ia akan menjadi barang jadi yang bagus. Bila bahan baku biasa saja namun diproses dengan baik maka hasilnya dapat mengalahkan hasil dari bahan baku yang diproses secara biasa. Apalagi jika bahan baku berkualitas baik dan diproses dengan sangat baik pula maka hasilnya akan melebihi kedua barang jadi lainnya. Bakat memang berbeda antara satu orang dengan lainnya. Kita tidak bisa memilih keunikan tersebut sendiri. Yang dapat dilakukan adalah memberikan proses terbaik atas kemampuan, bakat, potensi yang kita miliki, bagaimanapun kualitasnya. Proses terbaik tersebut diperoleh dari perasaan enjoy dan menikmati proses atas apa yang dilakukan. Suatu hal yang kita enjoy dalam melakukannya memang belum tentu merupakan bakat, tetapi jika enjoy dan juga merasa senang dalam menjalaninya, hasil yang didapat akan baik dan bahkan bisa mengalahkan bakat. Hal ini dapat terjadi pula sebaiknya. Maka, kita sendiri yang menentukan akan memilih hasil yang bagus secara biasa, lebih dari biasa, atau yang luar biasa?
“It is NOT what you are good at. It is about what you enjoy the most!”
Lalu bagaimana cara meningkatkan kualitas proses tersebut? Siapkan hati dan pikiran yang ikhlas dan semangat. Modal ini penting agar passion dapat menggiring kita ke produktivitas dan kreativitas yang lebih lalu membawa kita ke kebermanfaatan yang lebih pula. Ketika kita harus melakukan suatu pekerjaan yang bukan bakat kita, terlebih harus menghabiskan waktu lebih lama dalam mempelajarinya, so just do it with passion! Passion akan membantu keluar dari zona “tersiksa”. Jika tetap merasa “tersiksa”, jangan menyerah untuk mencari passion yang tepat karena ia terkadang tak datang begitu saja. Untuk hal yang (terlanjur) dijalani, berusaha survive adalah kewajiban. Mencari passion dilakukan dengan tetap menjadi diri sendiri dan mencintai serta menikmati apa yang memang kita senang melakukannya. Percayalah, setiap orang terlahir unik dan keunikan itu pula yang menjadi passion kita. Jangan biarkan passion terhalang hanya karena rasa takut untuk gagal atau mendengar pendapat orang lain. Live it with passion!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar