Dingin. Baju yang kupakai nggak mendukung. Kerudungnya -termasuk- pendek, bajunya anget tapi lengen naik, roknya menyamakanku dengan masa lalu. Hawanya meraba-raba dan mengeluarkan jurus kapilaritasnya. Lalu masuk, dan memaksaku pengen cepat pulang dan melungker kayak kaki 1000 di bawah selimut. Dia juga pengen liat aku tersiksa gara-gara "uhuk-uhuk" yang nggak jelas mau ngeluarin apa. Padahal ada dahak atau kotoran aja enggak.
Awannya udah gerak. Tapi kayaknya bingung mau nurunin kandungannya di mana. Abis, mondar-mandir mulu, sih! Kalau misalnya di sini yang kena hujan, banyak rasa syukur di mana-mana. Senang karena nggak sholat di musholla, bisa tidur, tanaman bisa mandi dan minum, dan aku bisa tersenyum sepanjang hari kayak lagu Utopia-Hujan yang barusan kunyanyikan dengan A'yun.
Sebenarnya suka dengan suasana seperti ini, tapi di pikiranku cuman pengen satu: selimutan!
Malang, 23 Mei 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar