Kamis, 31 Maret 2011

Nabung Buat ke Bali

Kemarin, Widya Prima (bimbelku tersayang) ngasih edaran untuk holiday ke Bali. Biayanya 400 sekian ribu rupiah untuk 3 hari dua malam. Peserta yang diperbolehkan ikut cuman kelas 8 ke atas. So, adik gua yang masih duduk di kelas 6 SD (padahal badannya kayak anak SMP) gak bakalan ikut en ngerepotin gua #ketawalicik. Hhaha :D Gua punya rencana bakalan ngikutin nih program. Seccaraa, masa' masa-masa indah jalan-jalan ama temen-temen yang cuman setahun sekali dilewatin? Tahun depan belom tentu ada pula! Kan tahun depan insya Allah dah SMA and kemungkinan besar nggak ada yang bimbel lagi. Kalaupun ada yang bimbel, mungkin mereka mau nyoba bimbel lain atau dengan kata lain nggak di WP. Maka dari itulah aku pengen banget ngikut holiday kali ini! Kan satu kelas dari SMP yang berbeda, pastinya akan lanjut ke SMA yang beragam pula.
Tapi timbul sebuah masalah. Kalau Spada Joe (sekolahku tersayang) liburannya juga ke Bali, tekor donk kantong ortu gua! >,< Padahal tahun ini gua plus adik gua sama-sama nglanjutin sekolah ke tingkat selanjutnya. Apa nggak butuh biaya banyak buat bayar pendaftaran, uang gedung, seragam, dll? Lagipula, ulang tahunku kemarin pun menghabiskan banyak uang gara-gara kehadiran BeAT-ku sayank. Yahh, gapapa deh, sekali-sekali kado ultahnya yang mahal tapi awet dan bermanfaat. :p
Untuk itu, mulai sekarang aku berusaha nahan segala keinginan untuk ngemil yang menjadi hobiku sejak masuk SMP. Karena dengan begitu, uangku nggak keluar terlalu banyak dan bisa dibuat ke Bali yang dengan teman-teman Spada Joe. Cause dari sononya emang aku ini kepingin ikut ke Bali dua-duanya. Ya bareng WP, ya bareng Spada Joe. Yahh, walaupun berat banget, tapi inilah perjuangan. Kalau mau something, ya harus berjuang untuk dapetin itu dan berdoa tentunya. Selain itu niat yang kuat juga harus dijaga biar semangat untuk melakukannya tetap ada. Spirit, Sha!

Senin, 28 Maret 2011

Kenangan di Kala Hujan

Aku iseng-iseng buka buku tulisku yang dulu. Ternyata masih nyimpen tulisan-tulisanku yang jadoel. Sumpah, bahasa yang aku pake masih jeyyekg! Belum banyak kata ganti yang lazim dipake buat puisi. Hiih, gemes dah! Yahh,, daripada bingung mau ngepost apa, mending baca 'karya'ku pada tanggal 13 November 2009 ini :p

Kenangan di Kala Hujan

Di tengah rintik hujan aku tersenyum
dan terus tersenyum
Menatap indahnya langit
dan merasakan dinginnya tetesan-tetesan air
jatuh dari atap tempatku mengenal dunia
Membasahi jari-jari mungil
yang tak pernah henti melukis
kata-kata indah dalam lembaran
Mengingat masa-masa indah
di mana kotor tak jadi masalah
Bermain, basah, berkejaran
Berlari, melompat, terpeleset
Hingga tersenyum layak tak waras
Ingin aku mengulangnya
Semua kenangan manis di kala hujan
yang tak hanya satu di zaman bocah
tapi beribu cerita di masa lampau
Membuatku tertawa tak kunjung henti
Menikmati indahnya hidup
dalam kebersamaan dan kehangatan
Namun semua itu tak mungkin kembali
Yang bisa kulakukan hanya tersenyum
Mengenang semua kisah itu
dan berharap terulang lagi
dengan kesan berbeda

Tropicana Slim Themesong

Will you remember me the way I remember you

Will you be the same

The last time I saw you, you are the sweetest

Every moment with you is the sweetest one

<3

Kamis, 24 Maret 2011

Double R

di bus itu kau mengatakannya,
sempat membuatku melayang ketika aku berkata 'ya'
terguncang mimpi aku tersenyum
menjalani hari dengan jiwa riang
hingga masa ujian datang,
ujian dalam arti sebenarnya
kita vakum, tak ada kontak sedikit pun
gerimislah mataku
mencoba bersabar dan menunggu
hingga kau datang kembali
walaupun dibilang menyatu,
namun tak pernah bertemu
nama yang ditakdirkan dekat bila diurut,
dan kesempatan duduk sebangku ketika ulangan,
tak bisa terjadi lagi
itu hanya masa lampau,
ketika kita di masa kanak-kanak
kini, hanya telepon pribadi pemersatu kita
walau kadang harap layak mesin waktu
aku ingin ke jaman itu
hingga setahun lebih tak bersama,
dan tak satu getar lagi,
kita dipertemukan kembali
berangkat bersama menuju tempat kenangan
dan bernostalgia dengan kawan
status memang beda, tapi hati bisa saja kembali
harap kau ada di sini (lagi!)

.:Chabby:.


Minta Doa Guru SD

Jombang, 24 Maret 2011

Dear Bloggers,
hari ini mungkin salah satu hari paling membahagiakan buatku. Dimulai dari rencana hari kemarin untuk berkumpul dengan teman-teman SD, hingga bertemu dan saling bernostalgia. Aku menunggu salah seorang temanku untuk berangkat bersamanya. Sebelumnya aku telah membawa helm dari rumah untuk berjaga-jaga atas razia helm. 
Awalnya aku menunggu dengan teman-temanku. Waktu tak begitu berasa karena kami saling bercerita satu sama lain. Terkadang kami juga membahas soal try out yang diujikan tadi pagi. Karena kami tak didatangi keberuntungan, jadinya lontaran makian terhadap diri sendiri meluncur dari mulut kami. Namun kegiatan itu berlangsung tak lama. Satu per satu temanku pulang karena telah dijemput. Ada beberapa memang yang pulang naik motor atau sepeda. Tapi mereka tak ingin menungguku dijemput. 
Akhirnya aku menunggu temanku itu. Daun-daun berjatuhan. Pasukan kuning pun datang. Di antara kegiatan pembersihan daun, lewatlah beberapa pengemis meminta jatah uang ke orang-orang. Heran deh, badan masih kuat, bibir berlipstik, telinga pun berhias anting, gitu kok ngemis ya? Pikiranku berpindah ke langit. Ia berwarna biru cerah, dipadu dengan awan putih yang imut. Tak ada tanda-tanda kedatangan hujan. Lagipula, aku nggak mau rencana kemarin tertunda gara-gara hujan. Angin juga tak seribut biasanya. Membelai lembut jilbabku. 
Tepat jam 10.10-an, sebuah sms datang. Sms itu mengatakan temanku yang menjemput telah datang. Alhamdulillah, akhirnya. Aku berlari ke depan lesehan di samping sekolahku dan tersenyum pada temanku. Tak lama, kami pun melesat ke SDIT Al-Ummah, SD kami berdua. Aku bilang 'melesat' karena speedometer di sepeda temanku satu ini bergerak cepat ke angka lebih dari 50km/jam. Aku memarahinya dan memintanya untuk mengurangi kecepatan. Di jalan, kami berpapasan dengan 2 teman kami. Mereke men'suit-suit' kami. Ya, teman yang menggoncengku adalah salah satu masa laluku. Aku cukup bahagia karena bisa bertemu dengannya lagi walaupun dengan status yang berbeda. (#curcol) Tak lama, kami sampai tujuan.
Di SD tercinta, sudah beberapa orang menunggu kami. Tak ingin membuang waktu, kami segera masuk ke ruang kantor. Layaknya tamu, kepala sekolah kami telah menyiapkan beberapa kursi untuk kami. Saat kami telah mendudukinya, obrolan tentang kenangan-kenangan indah, aneh, lucu, buruk segera berebut keluar dari mulut kami. Tak jarang kami juga membanding-bandingkan antara bentuk badan kelas 6 SD dengan sekarang. Semua teman laki-lakiku bertumbuh pesat dan memaksaku untuk mendongak bila berbincang dengan mereka. Sebagai wanita, aku dan teman-temanku merasa sebagai kurcaci karena tak dikaruniai badan yang lumayan tinggi. Obrolan berlangsung seru dan ditutup dengan doa guru-guru kami yang sejak awal memang kami cari. Guru-guru kami berdoa agar kami mendapat nilai terbaik dan sekolah terbaik untuk kami. 
Setelah lama mengobrol dengan guru-guru, kami menuju kantin sekolah dan membeli beberapa jajan. Haidar membeli bola untuk bermain. Aku, Ony, Lia, Ulfa, dan Ayu menonton teman-teman laki-laki kami bermain sepak bola. Tapi anehnya, sepak bola ini 4 vs 5. Roby, Tigar, Haidar, Bram vs Hadi, Lukman, Deril, Dhofi, dan Okke. Nggak adil banget kan? Haha. Ya sudahlah, biarkan saja. Karena bosan dengan gol-gol yang biasa-biasa saja, aku dan cewek-cewek ini berpoto-poto. Maklum, jiwa muda kami nongol. 
Acara dadakan ini berlangsung dengan tawa dan senyum kebahagiaan. Semua berharap masa-masa SD bisa kembali. Sayangnya Niko, Abel, dan Gharsa yang pengen datang berhalangan. Semoga kejadian seperti tadi terulang dengan peserta yang lebih banyak dan kegiatan yang lebih seru lagi :D amin

Senin, 21 Maret 2011

Perjalanan Awal Mencari Sekolah

Masih disibukkan dengan jadwal try out yang berjubel. Tanpa ampun, langsung dilanjutkan dengan agenda ujian sekolah. Tak lama, ujian nasional yang menjadi momok pun datang. Di sela-sela proses pemerasan otak itu, sekolah-sekolah favorit menyita waktu untuk memenuhi kursinya. Mulai dari pendaftaran, tes, dan akhirnya pengukuran seragam untuk MOS dilakukan. Bila si anak berjuang untuk mendapatkan harga dirinya, sang ortu menguras kantung untuk membangkitkan harga mati keluarganya. Bagaimana tidak, biaya pendidikan sekarang jauh lebih menyengsarakan daripada dulu. Padahal kualitas yang diberikan belum tentu sesuai harapan. Berbagai promosi menarik minat, tapi setelah di dalamnya kadang muncul rasa kecewa dan menyesal. Untuk itu, aku akan tancapkan niat dalam hati. Berharap agar semua takkan menjadi rasa sedih. Kemudian aku selipkan rasa semangat belajar dan berbagi pengalaman. Lalu sebagai titik akhir aku panjatkan doa demi kesuksesan semua pihak. Amin :)

Minggu, 20 Maret 2011

Teman, Dimanapun, Kapanpun

Kita tak pernah menyadari, peranan seorang teman begitu berarti bagi kehidupan kita. Kita yang selalu merasa bergantung pada Tuhan dan orang tua kita, kadang melupakan seseorang di sekitar kita yang bahkan selalu hadir di kala yang lain tak menghampiri. Ia adalah sahabat. Kadang menangis memikirkan kita, tapi selalu peduli terhadap sesuatu yang sering kita sembunyikan. Ketika kesialan menghampiri, dialah yang pertama memberi pertolongan pertama berupa semangat, senyum, do'a dan nasihat.

Dunia memang terasa berat ketika mengeluh menjadi teman dalam penderitaan itu. Namun berserah diri kepada Tuhan dan bersemangat menjalani semuanya akan menjadi kunci bahwa perjuangan kita pasti dihargai :)

Kamis, 17 Maret 2011

Rindu dari Segala Kerinduan

sebuah kerinduan mendalam mencuat,
ketika waktu memaksa berpisah
bukan sekejap,
namun panjang
langkah kaki terdorong kuat tuk menemui,
Kekasih hati yang tak lama dijumpa
mengharap senyum di tengah gelora malam atau pagi membisu
kadang tak seimbang,
namun tetap berupaya
kala bersatu, sentuhan itu kian menjaga
kening, hidung, tangan merapat hangat
tak ingin berkesudahan
walau pusing menggelayuti,
mata tak kuat menahan gelap,
tapi hati senantiasa bertasbih
mengagungkan Kekasih yang lama tak mampir
rindu dari segala kerinduan meracuni
merajai sikap selama ini
betapa Maha Suci Engkau, Ya Allah
telah mempertemukan kembali hatiku,
dengan keesaan-Mu,
yang sekian lama terpendam
di rumah sunyi jiwaku

Selasa, 15 Maret 2011

Example of Descriptive Text : My Mother

This is an example of descriptive text. I used it for English practical examination. May this description be useful for us. 

My Mother 

My mother is a wonderful mom. She looks beautiful because she has brightest skin in my family. You must be wonder about my skin. Mine is dark. It is inherited from my father and I would not tell about him. Back to begin. My mother has a pointed nose and little eyes. Her eyebrows are almost invisible because they are so rare. She has quite fat body and her height is 3 cm under me. She is short woman, but I don’t care about it. I love her.
I will not tell you about her hair, because it is a secret. My mother always wears veil to cover her head and her chest cavity everywhere and every time. All veils that she wears always have big size and they become her identity. Now she inherited her habit to me. I always wear veil too. But mine is not so big, because I’m just the beginning.
My mother is a working woman. She is a civil servant in Jombang local government. She works at Bappeda, Jombang. Bappeda means a part of regional development planning. Everyday she always faces her laptop to do her jobs. Sometimes she has to go back to her office in the evening after receiving a sudden job. Then she rides her car by herself.
      My mother is a busy woman. But she has full love to give to her children. I’m proud of being her daughter. :)

Jumat, 11 Maret 2011

Maaf Yaa ^^

aku ada di antara banyak pilihan ..
yang lama kembali,
kenangan lucu terulang,
harapan di masa lalu lenyap,
dan pendaftar baru datang..
tak ada chemistry pada mereka..
semua terasa biasa..
walau kadang ada sedikit vibra,
tapi aku tak mengaitkannya..
sudah ku putuskan tuk melajang..
hingga qodar pun tiba :)

Selasa, 08 Maret 2011

Hari Ulang Tahun

Jombang, 9 Maret 2011

Hari ulang tahun. Bagi sebagian orang hari itu merupakan hari bahagia mereka. Tapi bagiku tidak. Hari terasa biasa-biasa saja. Nothing special. Hal ini dikarenakan jatah umur yang telah Allah berikan kepada kita berkurang. Usia kita bukannya nambah, tapi justru sebaliknya. Untuk itulah kita pantas bersedih bila hari terus berlalu. Kematian semakin dekat, namun pahala belum kunjung berlipat.
Beberapa orang justru merayakannya dengan pesta. Bahkan kalangan selebritis menghabiskan dana yang cukup besar untuk merayakan hari kelahiran anaknya. Aku tahu, uang bukan masalah besar bagi mereka. Namun bila uang tersebut digunakan untuk memberi makan anak yatim-piatu, pahala yang didapat bukan kecil lagi nominalnya. Selain berubah dari kesiaan, uang itu juga bisa membahagiakan mereka yang membutuhkan.
Hari ini aku bangun dengan umur yang baru. 15 tahun. Usia yang cukup muda memang, tapi tak semuda pahit kehidupan yang terus berjalan. Untuk itu aku kan berjuang, mendewasakan hati untuk memilih keputusan yang bijak, semakin menata hati agar tak terpengaruh jerat setan yang sesat, juga menjaga diri agar tak menjual murah harga diri dan terpikat pergaulan yang salah. Semoga Allah SWT selalu membimbing dan melindungiku. Amin :)

Rumaisha 'sasha' Milhan

Minggu, 06 Maret 2011

Mobil Mogok, Tenis Meja pun Jadi

Hari ini, mobilku tiba-tiba aja mogok. Abiku segera memberi mobilku yang sepertinya kehausan dengan aki. Rencana liburan ke kota dengan ketinggian 400m pun batal. Aku merasa sedikit kesal. Yasudah, maen aja deh. Ku temui pyta, lela, dilla. Biasaaa, cewek-cewek kalo pada ngumpul isinya ya ngggembor alias ngomongin hal-hal nggak penting kayak pengalaman digoda cowok lah, ban sepeda bocor lah, nilai turun lah, apa aja lah. Saat pyta sedang asyik-asyiknya nggembor tentang cowok incerannya, aku ngelamun. Tapi ngelamunku bukan ngelamun yang nggak mikir apa-apa. Coz waktu itu aku sedang mikirin nilaiku yang anjlok gara-gara ngorbanin waktu belajar buat ngerjakan tugas. Mungkin ini memang salahku yang kadang lupa kalau punya banyak tanggungan. Tapi dari sinilah aku belajar bagaimana pentingnya membagi waktu. Karena bisa dipastikan banyak hal yang terbuang sia jika kita tak bijak membaginya. Lanjut ke permasalahan. Aku ngelamun gimana caranya biar nilaiku nggak terjun lagi. Tiba-tiba lidahku melontarkan sebuah ajakan untuk belajar bersama. Jumlah siswa kelas 9 di gangku yang membludak harus dimanfaatkan. Akhirnya aku dan pyta yang nggak liburan memutuskan untuk belajar bareng. Shodik yang nyembul keluar dari pagarnya aku ajak serta. Awalnya ia menolak. Tapi setelah sobatku Putra yang ngajak, cowok yang warna rumahnya mirip dengan warna rumahku ini mau. Gayamu dik, dik!
Jam 9 tepat mobilku masih ngambek. Ah, nggak peduli! Yang penting aku punya kegiatan buat ngisi hari yang sepi karena orang-orang Hindu pada Nyepi ini. Pada jam ini, aku dan Putra menunggu Shodik yang lama banget nongolnya. Hadehh, nih cowok ngapain sih? Lama banget. Dandan kali ye?! Haha. Abiku yang melihat aku membawa sjumlah buku dan kertas try out heran. Aku memberi tahunya bahwa aku akan belajar kelompok. Kemudian aku dan dua cowok jangkung ini berjalan menuju kediaman Pyta. Aku ngerasa minder dengan tinggiku yang kurang dari 160cm ini kalau lagi jalan ama orang tinggi! Keliatan kayak liliput lagi jalan ama raksasa. Lalu selama beberapa menit kami menunggu. Kedua teman lelakiku bergantian diam-diam memotret satu sama lain dengan aku yang menjadi obyek penderitanya. Melaaaas, melasz! --" Hey, kalian itu kurang kerjaan atau gimana sih? Biasa ae po.o! Kita kan friend.
Tak lama kemudian si Pyta dateng dan kami pun ribet ngomongin salah satu soal matematika. "Kami" di sini adalah aku, Putra, dan Pyta. Si Shodik mah, sibuk ngurusi hapenya. Biasaa, kalo udah punya cewek seringnya lupa ama temen! Aku dan Pyta yang sama-sama nggak connect dengan cara mengerjakan soal itu serius mendengarkan penjelasan Putra yang nalarnya kuat. Setelah paham, kami berlanjut ke soal lainnya. Kami bertiga sama-sama bingung hingga akhirnya ayah si empunya rumah datang. Nggak sampe 5 menit soal itu sudah ketemu jawabannya. Duh Pytaaa, kamu punya ayah yang guru matematika kok malah nggak dimanfaatin sih? Aku aja pengen diajarin ama ayah sendiri. Yaa walaupun dalam urusan teknik kimia abiku bisa, tapi yang aku butuhkan kan pengajaran matematikaa! >,<
Baru beberapa soal terlewat, kami udah merasa bosan. Back to the habbit, yaitu .. memotret diam-diam! Dan yang kembali menjadi korban adalah saya sendiri! Astagaaa, nggak ada habis-habisnya sih 2 cowok ini bikin aku manyun! Kekesalanku sejenak pudar ketika Pyta mengajak 2 cowok usil ini pingpong. Aku dan Pyta emang nggak pernah ngerasain main pingpong. Makanya aku mau aja kalau mereka bersedia ngajarin.
Peluh 2 pemuda SMP ini jatuh ketika mereka ngos-ngosan ngangkat papan pingpong. Habis berat banget! Aku dan Pyta yang cewek hanya kebagian ngangkat penyangganya aja. Nggak lama kemudian bola pingpong bolak-balik jatuh kesana-kemari. Dan sebagai hadiahnya, saya dan Putra saja yang bertugas memungut kedua bola itu. Shodik yang menjadi coacheku dan Pyta yang ada di sebelahnya malah asyik meng-sms pacarnya masing-masing. Hey! Nggak adil banget sih kalian! Kalau aku sendiri sih sebenernya nggak masalah kalau disuruh jalan-jalan ngambil bola. Kan sama dokter aku disuruh untuk banyak berjalan biar nggak pincang. Yaweslah, alhamdulillah. Permainan berlanjut. Aku dan Shodik yang sama-sama gemar badminton justru memainkan si bundar kuning layaknya bulutangkis. Kami lempar dan pukul ke atas hingga si bola sama sekali nggak nyentuh papan meja. Ckck. Saat permainan mulai membuat penat, awan pun menangis. Walaupun nggak deras, tapi guyuran air itu cukup membuat Shodik dan Putra kewalahan mengusung papan pingpong kembali ke tempatnya. Ketika kami berempat berteduh di rumah Laila, langit menghentikan tangisnya. Hwalaaahhh?!
Nggak lama setelah kami sebal gara-gara hujan, terdengar mobilku telah berhasil distarter. Abiku segera menyuruhku pulang untuk berangkat ke Malang. Dan aku pun pulang meski hati agak bimbang.
Dari kisah di atas bisa ditarik kesimpulan bahwa di balik suatu masalah pasti tersimpan sebuah rencana yang indah. Mobilku yang sejenak mogok ternyata mengantarku pada pembelajaran tenis meja dan penyelesaian sebuah soal njelimet matematika. Coba kalau aku marah, bisakah aku mendapatkan pengalaman seru itu? :)

Jombang, 5 Maret 2011

Rumaisha Milhan

Kamis, 03 Maret 2011

Aku dan Sobatku


Persahabatan antara cewek dan cowok emang jarang ditemukan. Umumnya sih kalo cewek and cowok ngerasa deket plus bisa blak-blakan pasti pacaran. Tapi aku enggak. Aku ama sobatku nggak gitu. Sobat ya sobat. Nggak ada yang aneh-aneh. Biasa aja. Susah seneng pasti bareng.
Yang bikin aku 'srek' kalo sahabatan ama nih cowok yaitu sikapnya yang sederhana. Yaa bukannya karena background keluarganya yang sederhana, tapi dari sononya emang nih anak emang simpel, nggak suka ribet. Hidupnya yang susah-susah gampang dihadapin dengan tenang kayak nggak ada masalah. Coba aku? Beeehhh, belum nyelesaiin 2 tugas portofolio gara-gara ngerjakan tugas lainnya aja udah puyeng plus bingung bahkan bisa-bisa kumat! Kalo asalnya gitu, gimana bisa si kalem dan si grusa-grusu bisa nyatu? Yaa tapi kenyataannya emang bisa kok! Buktinya aku ama sohibku satu ini bisa aja 'klik'.
Umur emang bukan sebuah masalah besar. Walaupun selisih kami 1 tahun kurang 6 hari, tapi dari tinggi badan nggak keliatan kalo aku yang tua! Bener-bener tinggi dah pokoknya! --" Biasanya orang yang sebaya lebih gampang 'nyantol' daripada mereka yang umurnya beda lebih dari setahun. Tapi aku ama sobatku? Enggak tuh! Biasa aja. Nggak ada masalah dari yang namanya 'usia'.
Walaupun lahir di bulan yang sama dan tanggal yang kelipatannya sama, tapi bukan itu yang membuat kami saling percaya. Tapi rasa peduli dan memahami satu sama lain yang kami punya. Satu nangis, satu membesarkan hatinya. Satunya pengen gini, didukung. Yaa main point like that lahh! :p Kunci dari semua persahabatan itu cuman satu, ya itu aja, si "memahami perasaan yang lain" alias nggak egois.
Oke, lanjut ke deskripsi sobatku ini.
Anak cowok yang rumahnya cuman sekitar 5 meter-an dari rumahku ini gandrung banget sama yang namanya elektronik! Hal ini bisa dibuktikan dengan blognya yang semua serba elektronik, laptop, dan seluk-beluknya. Buktinya bisa kalian lihat DI SINI. Sebenernya aku sering nggak paham sih ama postingannya, tapi buad nambah ilmu ya gapapa deh sekali-sekali baca! Nah, inilah salah satu contoh ke'salingmemahami'an antara aku and sobatku. Buat kalian para pembaca, bolehlah dijadiin contoh. :D
Pernah waktu itu HP-ku nggak bisa dipake buat ngirim sms. Padahal pulsa masih banyak and masa aktif pun tersedia. Di tangan sahabatku ini dengan cepat sms pun bisa terkirim! Ckck. Isoooo ae! Heran deh.
Sekarang aku dan dia sama-sama dipusingin sama yang namanya kalimat "mau masuk SMA mana?". Sebenernya aku pengen bales dengan kalimat "yee, tinggal masuk aja kok susah! tinggal markir sepeda di tempat parkir trus jalan-jalan di dalemnya apa ribetnya sih? namanya juga 'masuk', bukan jadi siswanya." tapi biasanya nih kalimat aku simpen aja dalem hati kalau ada orang yang nanya gitu. Nah, back to the problem. Dia pengen ngembangin bakatnya di bidang elektronik dengan sekolah di SMK. Tapi image masyarakat pasti aneh kalo liad lulusan aksel masuk SMK. Pasti yang terlihat "duh, ga pantes booook!". Tapi aku enggak, aku dukung banget keinginan anak lelaki tertua ini. Dimana-mana yang namanya sekolah itu sama aja. Yang penting bagaimana kita menimba ilmu di dalamnya. Yang tak kalah penting juga adalah apa yang kita beri untuk sekolah, bukan apa yang sekolah beri untuk kita. Makanya di setiap doaku kadang aku selipin doa semoga cita-cita sobatku untuk membuktikan bahwa ngembangin bakat bukan hanya lewat SMA favorit aja terkabul. Amin.
Itulah yang aku kagumin dari sahabatku. Dia udah nentuin masa depannya dengan matang en nggak peduli tanggapan orang. Dia juga gampang nerima kritik dan saran. Sedangkan aku, baru seminggu kemarin nentukan mau lanjut kemana! Ckck. Parrah saia!
Nah, sekarang aku cuman mau bilang,
"HAPPY BIRTHDAY, PUTRA! KEEP BE MY BESTFRIEND ALWAYS :D GOD BLESS YOU. Semoga persahabatan kita awet ya. The best wishes for you dah! Amin. :)"